PERAN MIKROBA DALAM PEMANFAATAN PRODUK OLAHAN
Mikroba yang ada di sekeliling kita
mempunyai manfaat yang sangat besar, salah satunya untuk pengolahan makanan.
Beirut ini akan dijelaskan beberapa jenis mikroba yang bermanfaat untuk
pengolahan makanan, yaitu: mikroba jenis bakteri dan mikroba jenis jamur.
Mikroba jenis bakteri yang digunakan
dalam pemanfaatan berbagai macam produk adalah: Lactobacillus ,
Streptococcus, Pediococcus cerevisiae, Acetobacter. Pada mikroba jenis
fungi yang digunakan dalam pemanfaatan berbagai macam produk adalah Jamur Rhyzopus
oryzae, Neurospora sitophila, Aspergillus wentii dan Aspergillus
oryzae, Saccharomyces cerevisiae.
MINUMAN ANGGUR (WINE)
Anggur
(atau juga populer disebut dalam bahasa Inggris: wine) adalah
minuman beralkohol yang dibuat dari sari anggur jenisVitis vinifera yang
biasanya hanya tumbuh di area 30 hingga 50 derajat lintang utara dan selatan.
Minuman beralkohol yang dibuat dari sari buah lain yang kadar alkoholnya
berkisar di antara 8% hingga 15% biasanya disebut sebagai wine buah (fruit
wine). Anggur adalah minuman yang populer dibanyak negara. Negara-negara
yang penduduknya meminum anggur paling banyak (menggunakan data tahun 2000) adalah: Perancis, Italia, Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Argentina, Britania Raya, Republik Rakyat Cina, Rusia, dan Rumania.
Anggur dibuat melalui fermentasi gula
yang ada di dalam buah anggur. Ada beberapa jenis minuman anggur yaitu, Red
Wine, White Wine, Rose Wine, Sparkling Wine, Sweet
Wine, dan Fortified Wine:
·
Red Wine adalah wine yang dibuat dari anggur
merah (red grapes). Beberapa jenis anggur merah yang terkenal di
kalangan peminum wine di Indonesia adalah merlot, cabernet sauvignon,
syrah/shiraz, dan pinot noir.
·
White Wine adalah wine yang dibuat dari anggur
putih (white grape). Beberapa jenis anggur hijau yang terkenal di
kalangan peminum wine di Indonesia adalah chardonnay, sauvignon blanc,
semillon, riesling, dan chenin blanc.
·
Rose Wine adalah wine yang berwarna merah muda
atau merah jambu yang dibuat dari anggur merah namun dengan proses ekstraksi
warna yang lebih singkat dibandingkan dengan proses pembuatan Red Wine.
Di daerah Champagne, kata Rose Wine mengacu pada campuran antara White
Wine dan Red Wine.
·
Sparkling Wine adalah wine yang mengandung cukup
banyak gelembung karbon dioksida di dalamnya. Sparkling Wine yang
paling terkenal adalah Champagne dari Prancis. Hanya Sparkling
Wine yang dibuat dari anggur yang tumbuh di desa Champagne dan diproduksi
di desa Champagne yang boleh disebut dan diberi label Champagne.
·
Sweet Wine adalah wine yang masih banyak
mengandung gula sisa hasil fermentasi (residual sugar) sehingga
membuat rasanya menjadi manis.
·
Fortified Wine adalah wine yang mengandung alkohol
lebih tinggi dibandingkan dengan wine biasa (antara 15% hingga 20.5%). Kadar
alkohol yang tinggi ini adalah hasil dari penambahan spirit pada
proses pembuatannya.
Proses Pembuatan Wine
Gambar proses pembuatan wine
Proses Fermentasi
Fermentasi wine adalah proses dimana
juice anggur bersama-sama dengan bahan yang lain yang diubah secara reaksi
biokimia oleh khamir dan menghasilkan wine. Bahan untuk proses fermentasi
adalah gula ditambah khamir yang akan menghasilkan alkohol dan CO2.
CO2 akan dilepaskan dari campuran wine menuju udara dan alkohol akan
tetap tinggal di fermentor. Jika semua gula buah sudah diubah menjadi alkohol
atau alkohol telan mencapai sekitar 15% biasanya fermentasi telah selesai atau
dihentikan. Selama fermentasi sering ditambahkan nitrogen dan mikro nutrien
guna mencegah produksi gas H2S. Jika gas ini muncul akan menyebabkan
bau yang tidak enak.
Selama fermentasi, cairan yang
dihasilkan disebut “must”. Guna mencegah tumbuhnya bakteri pada must maka
dilakukan pengadukan. Must mulai bergelembung pada jam ke 8 – 20. Tahap awal
proses fermentasi ini pada red wine adalah 5 – 10 hari, white wine 10 – 15
hari. Setelah tahap awal ini dilanjutkan tahap kedua.
Dalam tahap kedua fermentasi, wine
dipindahkan ke fermentor yang tidak boleh adanya oksigen asuk. Pada tahap ini
akan dihasilkan alkohol dalam kadar yang lebih tinggi. Tergantung dari bahan
yang digunakan, wine dapat berasa lebih manis atau alkohol dan ini akan
mempengaruhi pada harga di pasar.
Khamir adalah mikrooorganisme yang
melakukan fementasi juice buah menjadi wine. Khamir yang umum digunakan dalam
fermentasi adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula
menjadi alkohol dan CO2. Dalam perombakan ini diperlukan pula
nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika tidak tersedia pada bahan baku.
Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium fosfat sebagai sumber nitrogen.
Tahapan-tahapan proses pada pembuatan wine
1.
Penghancuran dan Perlakuan Anggur Sebelum Fermentasi
Proses
pertamakali yang dilakukan adalah menghancurkan anggur. Untuk wine putihkulit
dari anggur dihilangkan, sedangkan wine merah dihancurkan beserta
kulitnya.Setelah itu dilakukan pendinginan pada suhu 5 ± 100C dalam waktu 24±
48 jamdengan bantuan enzim pectinase untuk menghancurkan material anggur. Pada
fermentasi wine atau anggur juga dilakukan penambahan SO2 kedalam jus/cairan
buah anggur dengan tujuan untuk mencegah browning selama penghancuran buah dan
menghambat aktivitas khamir lain yang tidak diinginkan.
2.
Fermentasi Alkohol
Salah satu contoh proses respirasi
anaerobik adalah fermentasi alkohol dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Jumlah energi yang dihasilkan pada fermentasi
jauh lebih sedikit daripada respirasi aerob.
Secara tradisional fermantasi dari anggur
dilakukan di dalam tangki kayu yang besar atau tangki beton, tetapi kebanyakan
wine modern sekarang menggunakan tangkistainless steel yang canggih dengan
fasilitas pengontrol suhu, alat pembersih danlainnya. Anggur putih secara umum
difermentasi pada suhu 10 ± 210C pada 7-14 hari atau lebih, sedangkan Anggur
merah difermentasi antara 3 ± 5 hari dengansuhu antara 24± 270C. Pada
fermentasi ini yeast yang digunakan yaitu Saccharomyces cerevisiae yang
diinokulasi dalam jus dengan populasi 106-107 cells/ml.
Menurut Fardiaz (1989) fermentasi alcohol meliputi dua tahapan, yaitu
:1) Pemecahan rantai carbon melalui jalur EMP (Embden Mayorhof
Parnas)menghasilkan karbon teroksidasi yaitu asam Piruvat.2) Asam viruvat akan dirubah
menjadi produk akhir berupa alcohol Pada fermentasi alcohol bahan-bahan yang
mengandung Monosakarida (glukosa) langsung dapat difermentasi, akan tetapi
Disakarida, Pati maupun Karbohidrat Komplek harus dihidrolisis terlebih dahulu
menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
FERMENTASI WINE
Fermentasi alkohol/wine (anggur)
dipengaruhi oleh beberapa faktor,diantaranya:
a. Spesies sel khamir
Pemilihan mikroorganisme biasanya
didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan sebagai medium, sebagai contoh
untuk memproduksi alkohol dari pati dangula digunakan Sacharomyces cerevisiae
sedangkan untuk laktosa dari ³whey´menggunakan Candida pseudotropicalis.
Seleksi tersebut bertujuan agar didapatkan mikroorganisme yang mampu tumbuh
dengan cepat dan toleransi terhadapkonsentrasi yang tinggi, mampu mengahasilkan
alkohol dalam jumlah banyak dan tahan terhadap alkohol tersebut (Soeharto,
1986).
b. Jumlah sel khamir
Inokulum yaitu kultur mikroba yang
diinokulasikan kedalam mediumfermentasi. Tipe dan kosentrasi mikroorganisme
yang diinokulasikan merupakan ‘critical factor´ yang mempengaruhi (wood, 1998).
Menurut Soeharto (1986), jumlah³starter´ optimum pada fermentasi alkohol adalah
2-5% serta jumlah khamir yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan jumlah
sel berkisar 2-5 . 106 sel per ml.
c. Derajat keasaman(pH)
Derajat keasaman optimum untuk
pertumbuhan khamir yang digunakan padafermentasi etanol adalah 4,5 ± 5,5
(Prescott and Dunn, 2002). Sedangkan menurut Daulay dan Rahman (1992), pada
umumnya sel khamir dapat tumbuh dan memproduksi etanol secara efisien pada pH
3,5 ± 6,0.
d. Suhu
Khamir mempunyai kisaran toleransi tertentu terhadap suhu untuk pembentukan selnya, optimum untuk khamir
adalah 25 ± 30oC serta khamir dapat tumbuh secara efesien pada suhu 28 ± 35oC.
Peningkatan suhu sampai 40oC dapat mempertinggi kecepatan awal produksi etanol,
tetapi produktivitas fermentasi secara keseluruhan menurun karena meningkatnya
pengaruh penghambatan oleh etanol terhadap pertumbuhan sel khamir (Daulay dan Rahman, 1992).
e. Oksigen
Selama fermentasi alkohol
berlangsung, diperlukan sedikit oksigen yaitusekitar 0,05-0,10 mmHg tekanan
oksigen, yang diperlukan sel khamir untuk
biosintesa lemak tak jenuh dan lipid. Jumlah oksigen yang lebih tinggi dapat
merangsang pertumbuhan sel khamir, sehingga produktivitasnya alkohol menjadi lebih
rendah. Menurut Daulay dan Rahman (1992), persediaan oksigen yang besar penting
untuk kecepatan perkembangbiakan sel khamir dan permulaan fermentasi,namun
produksi alkohol terbaik pada kondisi an aerob.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar