Pages

Sabtu, 09 November 2013

makroalga


LAPORAN PRAKTIKUM
STUDI LAPANGAN
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
di PANTAI KONDANG MERAK
MALANG SELATAN

Dosen Pengampu :
Sulisetyono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.Si

Oleh :

Nama   : Emy Suryati
NIM    : 11620014





 










JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  latar belakang

Bumi kita, memiliki bermacam-macam jenis tumbuhan yang diklasifikasikan menjadi beberapa Kingdom, Divisi, Class, Ordo,  Famili, Genus, Spesies. Masing-masing diberikan nama yang menunjukkan suatu ciri khas yang berlaku untuk seluruh warganya. secara sistem filogetik tumbuhan diklasifikasikan kedalam 5 Divisi yang meliputi tumbuhan belah (schyzophyta), tumbuhan talus (tallophyta), tumbuhan lumut (bryophyta), tumbuhan paku (pteridophyta) dan (spermathophyta) (tjitrosoepomo,2009).

Indonesia dikelilingi oleh laut yang kaya akan biota lautnya. Di dasar laut terdapat tumbuhan, orang awam menyebutnya rumput laut. sebenarnya tanaman tersebut merupakan tumbuhan tallus (belum bisa dibedakan 3 bagian utamanya yakni akar, batang dan daun). Dalam dunia sains tanaman tersebut disebut alga (tumbuhan ganggang).

Oleh karena itu, mahasiswa melakukan studi lapangan mata kuliah taksonomi tumbuhan rendah sebagai penyelesaian tugas dan  sarana untuk pendalaman materi tumbuhan tallus.

1.2  Tujuan

Tujuan studi lapangan  taksonomi tumbuhan rendah, untuk :
1.      mengetahui jenis-jenis alga yang terdapat di pantai kondang merak
2.      mengetahui klasifikasi dari jenis-jenis alga yang terdapat di pantai kondang merak
3.  mengetahui ciri-ciri dari jenis alga yang terdapat di pantai Kondang Merak

1.3  Manfaat

Study lapangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut :
1.    menambah pengetahuan tentang dunia laut
2.    informasi bagi para produsen tentang dunia laut


























BAB II
METODOLOGI

2.1    Waktu dan Tempat
Studi lapangan mata kuliah taksonomi tumbuhan rendah dilakukan pada tanggal  15-16 Nopember 201, hari kamis-jum’at di pantai kondang merak malang selatan.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat - Alat
Alat-alat yang digunakan dalam studi lapangan ini adalah :
1.      Alat tulis
2.      Alat dokumentasi (foto dan video)
3.      Ice box (termos es) untuk menyimpan alga
4.      Kertas label (sudah disiapkan laboran)
5.      plastik
6.      Toples

3.2.2 Bahan - Bahan
          Bahan-bahan  yang digunakan dalam studi lapangan ini adalah :
1.      Es
2.      Larutan herbarium
·         Larutan fiksatif  untuk memfiksasi alga:
Ø  Asam asetat glacial 5 mL
Ø  Formalin 10 ml
Ø  Etil alcohol atau alcohol 80% 50 m
·         Larutan tembaga sulfat untuk mempertahankan warna :
Ø  Tembaga sulfat 0,2 gr
Ø  Aquades 35 ml



2.3    Cara Kerja
Cara kerja studi lapangan mata kuliah taksonomi tumbuhan rendah yaitu :
1.      dicari alga dengan terjun langsung ke pantai ketika keadaan surut
2.      dimasukkan alga yang telah diperoleh kedalam plastic
3.      dimasukkan alga tersebut kedalam icebox berisi es agar alga tetap segar
4.      identifikasi dan herbarisasi
5.      Direndam alga di dalam larutan fiksatif yang telah ditambahkan larutan tembaga sulfat. Perendaman selama 48 jam
·       Larutan fiksatif  untuk memfiksasi alga:
Ø Asam asetat glacial 5 mL
Ø Formalin 10 ml
Ø Etil alcohol atau alcohol 80% 50 m
·           Larutan tembaga sulfat untuk mempertahankan warna :
Ø Tembaga sulfat 0,2 gr
Ø Aquades 35 ml

6.      Dibuang larutan fiksatif setelah 48 jam
7.      Diisi toples dengan alcohol 70% sebagai pengawet
8.      Dimasukkan alga ke dalam toples
9.      Ditutup toples yang berisi alga tersebut
10.  Diberi label dengan nama spesies alga









BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

3.1 Codium harveyi silvi
3.1.1 Gambar Codium harveyi silvi
Hasil pengamatan
Literatur

Keterangan Gambar :
Ø  bentuk talus : 
-            warna asal hijau tua (Chlorophyta)
-            gepeng, berpori seperti spon
-            tekstur talus keras
-             ujung dikotom
-            holdfast berbentuk serabut
-            stipe dan blade belum bisa dibedakan
Ø  ukuran tallus :
-          panjang keseluruhan 10,5 cm
-          lebar keseluruhan 6,7 cm
-          panjang holdfast 1,5 cm






3.1.2 Klasifikasi dari Codium harveyi
Kingdom     Plantae
Divisi     Chorophyta
Kelas     Chlorophyceae
Bangsa     Bryopsidales
Suku     Codiaceae
Marga     Codium
Jenis    Codium harveyi stiva 

3.1.3 Pembahasan Codium harveyi silvi
                    Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, praktikan dapat mengetahui Codium harveyi silvi berwarna hijau tua (Chlorophyta) namun setelah di herbarium warnanya memudar. Alga ini, menempel pada suatu substra t yang  ditemukan ± 8 meter dari tepi laut. Bentuk talus  gepeng, berpori seperti spon tekstur talus keras, ujung dikotom, holdfast berbentuk serabut. stipe dan blade belum bisa dibedakan. Secara keseluruhan memiliki ukuran tallus 10,5 cm, lebar keseluruhan 6,7 cm panjang holdfast 1,5 cm.

                   Codium harveyi silva adalah gangang multiseluler golongan divisi chlorophyta. Berbeda dengan  tanaman sempurna pada umumnya, alga ini tidak memiliki akar, batang dan daun (talus). Talusnya berdiferensiasi menjadi blade yang mirip daun dan holdfast yang mirip akar yang menjadi jangkar bagi alga itu  untuk melawan gejolak gelombang dan pasang air laut. Tallus tersebut sesungguhnya multiseluler, terdiri dari sel-sel yang berspesialisasi yang digabung dengan jaringan. Ciri-ciri umum alga ini adalah tubuhnya tumbuh tegak dan rimbun, warna hijau, alat pelekatnya berupa serabut rhizoid, tinggi sekitar 10 cm, talus lunak seperti spon, bentuknya seperti buluh (silindris) (Campbell,2003).

          Alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya di air laut dan di air payau. alga hijau yang hidup di air laut tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal. pada umumnya melekat pada batuan dan sering kali muncul apabila air menjadi surut (Sulisetjono,2009).

          Chlorophyceaea terdiri atas sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang-benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tunbuhan tingkat tinggi biasanya hidup di air tawar merupakan penyusun plankton atau sebagai bentos. yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada jenis-jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang basah, bahkan ada diantaranya yang tahan akan kekeringan (Tjitrosoepomo,2005).

          Dinding selnya tersusun atas dua lapisan. Bagian dalam tersusun oleh selulose dan lapisan luar tersusun dari pektin. Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a, klorofil b, beta-karoten, serta berbagai macam xantofil (lutein, violaxhantin, zeaxhantin) (Sulisetjono,2009).

          Cara mendapatkan makanan adalah dengan fotosintesis yang merupakan rentetan-rentetan fundamental yang padanya langsung atau tidak langsung tergantung kehidupan ganggang hijau itu dan secara praktis semua bentuk kehidupan lainnya. dalam proses vital ini, klorofil menyerap radiasi matahari dan mengatulisasikan pembangunan bahan-bahan yang sederhana  menjadi karbohidrat yang rumit yang mengunci energy didalamnya yang disimpan dalam bahan itu sampai energi itu dibebaskan kembali. Misalnya dengan pembakaran atau dengan proses respirasi yang berjalan lebih lambat. Karbohidrat yang dibuat oleh tumbuhan hijau itu merupakan bahan pangan dasar utama di dunia (Pollunin, 1994).

          Jenis ganggang hijau yang hidup di air tawar tidak mengahasilkan racun Dari sifat-sifat yang tampak pada Chlorophyceae, dapat diambil kesimpulan bahwa Chlorophyceae berasal dari flagellate yang setingkat mengalami kemajuan-kemajuan perkembangan. Padanya ditemukan gambaran perkembangan dari organisme yang sederhana ke yang makin menuju ke adanya pembagian pekerjaan. talus heterotrik (yang terdiri atas pangkal yang melekat pada substrat dan bagian yang bebas) dan kloroplas sederhana (Dodge, 1973).

 Codium Harveyi Silva  termasuk dalam devisi Chlorophyta yaitu alga hijau, disebut demikian karena alga dalam devisi ini memiliki susunan talus yang mengandung pigmen klorofil a dan b yang lebih dominan. Umumnya alga devisi chlorophyta merupakan alga terbanyak diantara kelompok alga yang lainya(Tjitrosoepomo,2005).

Berdasarkan jurnal matematika, sains dan teknologi (2008), rumput laut merupakan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia tetapi belum optimal dimanfaatkan oleh masyarakat pemanfaatan rumput laut masih terbatas sebagai makanan manusia, seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan rumput laut telah meluas ke berbagai bidang. Misalnya sebagai bahan pupuk organik, salah satu media tumbuh dalam kultur jaringan, media kultur bakteri dan sebagai sumber anti bakteri (codium, Acanthophor, Hypnea, Chondrus, Halimeda, ulva dan corallina) (Ningsih,2008).

Studi lapangan mata kuliah taksonomi tumbuhan rendah  di pantai kondang merak, malang selatan tentang Codium harveyi silva dapat dikatakan sesuai dengan literature yang digunakan praktikan. Bahwa Codium harveyi silvi berwarna hijau tua (Chlorophyta) dan habitatnya berada pada zona pasang surur air laut.






3.2 Thamnoclonium dichotomum
3.2.1 Gambar Thamnoclonium dichotomum

Hasil pengamatan
Literatur

Keterangan Gambar :

Ø  bentuk talus : 
-            seperti pohon cemara
-            warna asal merah(Rhodophyta)
-            tekstur talus keras
-            holdfast berbentuk cakram
-            stipe dan blade belum bisa dibedakan
Ø  ukuran tallus :
-          panjang keseluruhan 9,3 cm
-          lebar keseluruhan 3,2 cm
-          panjang holdfast 1,2 cm







3.2.2 Klasifikasi Thamnoclonium dichotomum
Kingdom         Plantae
            Divisi              Rhodophyta
                        Ordo                Cryptonemiales                                 
Famili              Halymeniaceae                                                            Genus              Thamnoclonium
                                                            Spesies            Thamnoclonium dichotomum


3.2.3   Pembahasan Thamnoclonium dichotomum
          Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan setelah pengambilan sample praktikan dapat mengetahui bentuk talus dari Pembahasan Thamnoclonium dichotomum seperti pohon cemara warna asal merah (Rhodophyta) tekstur talus keras holdfast berbentuk cakram stipe dan blade belum bisa dibedakan. Ukuran tallus  panjang keseluruhan 9,3 cm, lebar keseluruhan 3,2 cm, panjang holdfast 1,2 cm. Alga ini ditemukan ± 15 meter dari tepian laut.

Alga ini termasuk divisi Rhodophyta, tetapi karena kelalain praktikan dalam penyimpanan sample alga di icebox maka kemungkinan besar Pembahasan Thamnoclonium dichotomum terinjeksi pigmen-pigmen klorofil dari alga jenis lain sehingga setelah di herbarisasi Pembahasan Thamnoclonium dichotomum tersebut mengalami perubahan warna menjadi hijau gelap.

                    Alga merah (red alga) atau Rhodophyta berasal dari bahasa yunani rhodos  “ merah” tidak memiliki tahapan flagellate dalam siklus hidupnya. alga merah umumnya berwarna kemerahan karena adanya pigmen asesoris yang disebut fikobilin (Campbell, 2000).

         Talus dari alga bervariasi mengenai bentuk tekstur dan warnanya bentuk talus ada yang silindris, pipih dan lembaran, rumpun yang terbentuk dari berbagai sistem percabangan ada yang tampak sederhana ada pula yang berupa percabangan yang komplek. Warna talus bervariasi merah, ungu, coklat dan hijau (Sulisetjono,2009).

          Rhodophyta berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah-merahan.kebanyakan Rhodophyceae  hidup dalam air lautterutama dalam lapisan-lapisan air yang dalam, yang hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat. Talus bermacam-macam bentuknya, tetapi pada golongan yang sederhanapun telah bersifat heterotrik (Tjitrosoepomo,2005)

          Alga merah sangat melimpah pada perairan pantai bersuhu hangat dilautan tropis, akan tetapi ada juga beberapa spesies yang hidup liar di air tawar dan tanah. Fikobilin dan pigmen asesoris yang lainnya memungkinkan beberapa spesies untuk menyerap panjang gelombang yang tersaring (biru dan hijau). Pada air yang dalam suatu spesies alga merah baru ditemukan pada kedalaman lebih dari 260 (Tjitrosoepomo,2005).

                    Sebagian alga merah adalah multiseluler, dan yang tersebar menjadi bagian dari rumput laut bersama alga coklat. meskipun tidak ada alga merah yang sebesar alga coklat raksasa (kelp). Banyak diantara talus alga merah berfilamen, Sering kali bercabang dan terpilin dalam pola renda yang rumit. Dasar talus ini umumnya  terdiferensasi sebagai sebuah holhfast sederhana (Ferdinand,2002).

          Alga merah melakukan fotosintesis dengan klorofil a (beberapa spesies memiliki klorofil d) tetapi tidak ada klorofil b, karena merupakan eukariota yang baik. cadang makanan berupa karbohidrat (tepung floridium atau floridosida) yang tersimpan dalam bentuk granula yang terletak dalam sitoplasma (Ferdinand,2002).
          Rhodophyceae dapat melakukan reproduksi secara vegetative yaitu gengan fragmentasi talusnya. Akan tetapi cara yang demikian itu hanya terdapat pada jenis tertentu siklus hidup sangat beranekaragam karena tidak memiliki flagellata. Gamet mengandalkan arus air untuk dapat menyatu. Pergiliran generasi sangat umum terjadi pada alga merah (Sulisetjono,2009).

           Beberapa alga merah digunakan sebagai bahan makanan  di daerah pantai terutama dikawaan timur. Agar-agar yang secara luas digunakan sebagian besar untuk pembiakan bakteri dan organisme yang lain di ekstrak dari alga merah (Tjitrosoepomo,2005).

       Berdasarkan jurnal perikanan dan kelautan (2011), rumput laut merupakan salah satu sumber devisa neagara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman daqn obat-obatan. Beberapa olahan hasil rumput laut seperti agar-agar  alginate dan keanekaragaman merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri (Istini 1998).

       Ternyata beberapa rumput laut juga mengghasilkan metabolit yang mempunyai aktivasi antioksida. senyawa ini dapat menunda atau memperkecil laju reaksi oksidasi pada bahab yang mudah teroksidasi. Fujimoko K (1985) telah berhasil mengisolasi senyawa antioksidan dari alga merah Polysiphonia ulceolate yang berasal dari laut jepang (Supriono,2007).








3.3    Ceratodion variabilis
3.3.1 Gambar Ceratodion variabilis

Hasil pengamatan
Literatur

keterangan Gambar :

Ø  bentuk talus : 
-            warna asal merah (Rhodophyta)
-            tekstur talus keras
-            ujung dikotom
-            terdapat bintik-bintik
-            silindris
-            holdfast berbentuk cakram
-            stipe dan blade belum bisa dibedakan
Ø  ukuran tallus :
-          panjang keseluruhan 18 cm
-          lebar keseluruhan 5,8 cm
-          panjang holdfast 1,5 cm





3.3.2   Klasifikasi  dari Ceratodityon variabilis
Kingdom         Plantae
Phylum           Rhodophyta
Class               Rhodophyceae
Order              Ceratodtyonles
Family                        Ceratodtyonceae
Genus                         Ceratodtyon
                                                                                            Spesies Ceratodityon variabilis

3.3.3 Pembahasan Ceratodion variabilis
          Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan setelah pengambilan sample praktikan dapat mengetahui bentuk talus dari Ceratodion variabilis yang memiliki warna asal merah (Rhodophyta), tekstur talus keras, ujung dikotom, terdapat beberapa pori, silindris, holdfast berbentuk cakram, stipe dan blade belum bisa dibedakan. Ukuran tallus : panjang keseluruhan 18 cm, lebar keseluruhan 5,8 cm, panjang holdfast 1,5 cm.

Ceratodion variabilis merupakan salah satu anggota dari divisi  Rhodophyta  yang hidup di air laut  yang dapat dicapai oleh cahaya matahari. Alga ini hidup sebagai bentos melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat yang menyerupai akar. Praktikan menjumpai Ceratodion variabilis pada jarak ± 5 meter dari bibir pantai.

         Talus dari alga bervariasi mengenai bentuk tekstur dan warnanya bentuk talus ada yang silindris, pipih dan lembaran, rumpun yang terbentuk dari berbagai sistem percabangan ada yang tampak sederhana ada pula yang berupa percabangan yang komplek. Warna talus bervariasi merah, ungu, coklat dan hijau (Sulisetjono,2009).

                    Umumnya hidup di lingkungan air laut, sebagian besar tumbuh pada batu-batuan karang, beberapa jenis juga hidup epifit pada tumbuhan air kelompok tinggi (Angiosperm) atau pada Rhodophyceae yang lain, Phaeophycea, Chlorophyceae (Tjitrosoepomo,2009).

       Rhodophyta (alga merah) umumnya berwarna kemerahan karena adanya pigmen asesoris yang disebut fikoeritrin. Pigmen asesoris itu termasuk kedalam keluarga pigmen yang dikenal sebagai fikobilin, yang ditemukan pada alga mera, sianobakteri, dan organisme lain  yang plastidanya kemungkinana berasal dari alga merah atau sianobakteri (Campbell,2003).

                    Meskipun namannya seperti itu, tidak semua Rhodophyta berwarna merah. spesies yang beradaptasi di kedalaman air yang berbeda, berbeda pula perbandingan pigmen asesorisnya. Rhodophyta warnanya hamper hitam di laut dalam, merah cerah pada kedalaman sedang, dan menjadi kehijauan pada air yang sangat dangkal karena lebih sedikit pikoeritrin yang menutupi kehijauan klorofil. beberapa spesies tidak memiliki semua pigmentasi tersebut dan berfungsi secara heterotrof sebagai parasit pada alga merah lainnya (Campbell,2003).

Rumput laut atau algae yang juga dikenal dengan nama seaweed merupakan bagian terbesar dari tanaman laut. Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya ada 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomis tinggi, diantaranya Eucheuma sp., Gracilaria sp. dan Gelidium sp. Sejak zaman dulu rumput laut telah digunakan manusia sebagai makanan dan obat-ob





BAB IV
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Berdasarkan studi lapangan mata kuliah taksonomi tumbuhan rendah yang telah dilakukan di pantai kondang merak, malang selatan maka dapat ditarik kesimpulan :
1.    varietas  alga  yang terdapat di kondang merak masih cukup bagus yakni meliputi Chlorophyta, Rhodophyta, Phaeophyta hidup sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat
2.       talus alga ada yang berupa lembaran, gepeng  bercabang dan terpilin dalam pola renda yang rumit   

5.2    Saran
Ketika hendak mau  melakukanpengamatan atau penelitian diharapkan lebih peka terhadap specimen yang akan diamati sehingga tidak terjadi kesalahan dan jagalah alam sekitar kita. Untuk memperlancar praktikum ini diharapkan mahasiswa memperdalam materi yang berhubungan atau menunjang praktikum ini.













DAFTAR PUSTAKA

Andarini,Diharmi et all. Karakteristik Karagenan Hasil Isolasi Eucheuma spinosum (Alga Merah) dari Perairan Semenep Madura dalam  jurnal perikanan dan kelautan 16,1 (2011) :117-124

Campbell,Neil.A.2003. Biologi Edisi Ke lima jilid 2. Jakarta : Erlangga

Ferdinand,Fiktor, 2002. Praktis Belajar Biologi. Jakarta : Visindo

Gembong, Tjitrosoepomo.2005. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: UGM Press

Nickola,Pollunin.1994. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Yogyakarta : UGM Press

Ningsih, Trias et all.2009. Potensi Rumput  Laut di Pantai Bayah Kabupaten Lebak Banten Sebagai Anti Bakteri Escherichia Coli dalam Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, Volume 9, Nomor 1

Nontji, A.1993. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan
           
Supriyono, Agus. Aktivitas Antioksidan Beberapa Spesies Rumput Laut dari Pulau Sumba dalam jurnal sains dan teknologi indonesia Vol. 9 No. 1 april 2007 hlm. 34-38






Tidak ada komentar:

Posting Komentar