‘’PERKECAMBAHAN
BIJI’’
Perkecambahan biji merupakan suatu
rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia.
Biji akan berkecambah setelah melewati masa dormansinya yang disebabkan oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya, kulit biji yang tahan
atau impermeable, atau adanya penghambat tumbuh. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor lingkungan yang meliputi air, suhu, kadar oksigen, dan
kadang-kadang cahaya.
Air
Kebutuhan air diberbagai tanaman berbeda-beda.
Beberapa benih ada yang bertahan pada kondisi air yang berlebihan namun adapula
yang peka terhadap air. Perkecambahan akan terjadi bila kebutuhan air pada
benih tercukupi, karena air berfungsi untuk (1) melunakkan kulit benih sehingga
embrio dan endosperma membengkak dan menyebabkan retaknya kulit benih (2)
memungkinkan pertukaran gas sehingga suolai oksigen kedalam benih terjadi (3)
mengencerkan proto plasma sehingga terjadi proses-proses metabolisme didalam
benih dan (4) mentranslokasikan cadangan makanan ketitik tumbuh yang
memerlukan.
Suhu
Suhu dapat mempengaruhi
pergerakan molekul yang menyusun enzim, pada suhu yang rendah enzim akan
inaktif. Selain itu suhu juga mempengaruhi impermeabilitas membran yang
tersusun oleh lipid dan protein. Suhu yang rendah pada benih yang tidak toleran
dapat mengubah sifat membran karena membran yang tersusun dari protein tidak
tahan pada suhu yang tinggi.
Kadar
Oksigen
Kadar
oksigen yang rendah dapat menghambat perkecambahan kecuali pada benih padi dan
beberapa tanaman air. Terhambatnya perkecambhan tersebut dikarenakan substrat
yang diubah dalam cadangan makanan melalui proses pembongkaran (respirasi) menghasilkan
energi yang sangat sedikit bahkan tidak menghasilkan ATP.
Pengaruh gas karbondioksida terhadap
perkecambhan benih berbeda dengan oksigen. Hampir semua benih terhambat
perkecambahannya bila konsentrasi karbondioksida lebih dari 0,03%. Namun
peningkatan konsentrasi karbondioksida ruang simpan dapat mempertahankan
viabilitas benih.
Cahaya
Pengaruh cahaya hanya terjadi pada benih yang
lembab, hal ini disebabkan karena fitokrom (pigmen penyerap cahaya) tidak aktif
pada benih berkadar air rendah. Penyinaran dengan cahaya merah (660 nm)
mengubah fitokrom menjadi bentuk biologi
aktif dan dapat menyerap sinar infra merah sehingga perkecambahan dapat
terjadi. Penyinaran dengan sinar infra merah mengubah kembali fitokrom menjadi
penyerap sinar merah dan menghambat perkecambahan.
Proses Awal Perkecambahan
1. Imbibisi
Imbibisi merupakan proses difusi atau dapat pula
disebut proses osmosis atau absorbsi.
Disebut difusi karena pada sel benih kering yang mempunyai nilai tekanan
osmosis yang tinggi menyebabkan air bergerak dari tekanan yang rendah ketekanan
yang tinggi. Disebut osmosis atau absorbsi karena dinding sel kulit benih dan
protoplas benih permeabel terhadap molekul-molekul air. molekul-molekul air
yang mengisi antar ruang dan antar molekul sel dari benih disebut proses absorbsi.
Permeabilitas Kulit Benih dan luas permukaaan benih
Benih yang berkulit keras bersifat impermeabel
terhadap air sehingga tidak akan berkecambah dalam jangka waktu perkecambahan, walau
benih tersebut dikecambahkan dalam medium perkecambahan dengan kelembaban yang
cukup. Daya imbibisi air dikurangi oleh adanya lipid, tanin atau pektat pada
kulit benih. Peresapan air dapat bertambah apabila benih direndam dalam air
panas atau alkohol untuk menghilangkan senyawa-senyawa penghambat masuknya air
kedalam benih. Kecepatan penyerapan air oleh benih berbanding lurus dengan luas
permukaan benih yang berhubungan dengan selaput air.
Komposisi Kimia Benih dan konsentrasi air
Benih yang mengandung protein yang tinggi lebih
cepat menyerap air sampai tingkat tertentu daripada benih yang berkarbohidrat
tinggi. Benih dengan kadar minyak tinggi sedangkan proteinnya rendah kecepatan
serapannya sama dengan benih yang berkarbohidrat tinggi.
Imbibisi air oleh benih akan lebih cepat
jika ditempatkan pada air murni. Tekanan difusi air mempengaruhi imbibisi,
benih akan lebih lambat menyerap air pada tanah kering atau tanah salin karena
tekanan difusi pada tanah tersebut rendah.
2. Pengaktifan Enzim Dan Hormon
Imbibisi
akan meningkatkan kandungan air didalam benih. Air merupakan kebutuhan dasar
perkecambahan untuk mengaktifkan enzim dan jaringan yang berperan dalam proses metabolisme.
Setelah imbibisi aktivitas enzimatis didalam biji distimulus oleh hormon
gibberelin yang berperan dalam pembentukan enzim-enzim hidrolisis seperti
α-amilase, protease, ribonuklease, β-glukonase serta fosfatase. Enzim-enzin ini
akan berdifusi kedalam endosperm menjadi gula, asam amino, dan nukleosida yang
mendukung tumbuhnya embrio selama perkecambahan an pertumbuhan kecambah.
3. Perombakan Cadangan Makanan
Setelah air masuk ke benih terjadilah reaktivasi
enzim dan hormon, maka berlangsunglah proses perombakan didalam jaringan
cadangan makanan. Perombakan cadangan makanan meliputi reaksi-reaksi
perombakan (katabolisme) dan biosintesis komponen-komponen sel untuk
pertumbuhan (anabolisme).
4. Pertumbuhan Awal Dari Embrio
Pertumbuhan awal dari embrio selama proses
perkecambahan ditandai dengan peningkatan bobot kering dari komponen-komponen
embrio. Selama 120 jam perkecambahan terjadi penurunan bobot kering kotiledon
seiring dengan peningkatan bobot kering dari komponen embrio (hipokotil,
epikotil, radikel, plumula). Kejadian ini menunjukkan bahwa jaringan cadangan
makanan berfungsi sebagai sumber nutrisi
bagi poros embrio yang akan tumbuh dan berkembang.
5. Pecahnya Kulit Benih Dan Munculnya Radikel
Ha
ini menunjukkan bahwa proses perkecambahan sedang berlangsung. Akibat
terjadinya pemanjangan dan pembelahan sel muncul akar, pada umumnya hampir
semua benih mengalami pemanjangan sel terlebih dahulu kemudian diikuti oleh
pembelahan sel. Pemanjangan sel terjadi dalam 2 fase, yaitu (1) pemanjangan sel
radikel yang menunjukkan aktivitas sel dalam pembentukan dinding sel baru
selama proses pemanjangan. (2) pemanjangan radikel secara cepat menyebabkan
munculnya radikel dan benih berubah dari organisme yang autotrof menjadi
heterotrof.
6. Pertumbuhan Kecambah
Kecambah mulai tumbuh sebagai organisme yang
heterotrof bila ia mulai menyerap air dan melakukan fotosintesis. Pada awal
pertumbuhan (fase transisi) kecambah mulai memproduksi makanannya walau masih
bergantung pada cadangan makanan yang tersedia didalam endosperma, sedikit demi
sedikit endosperma mengosong. Pada saat ini tanaman muda berkembang menjadi
organisme autotrof.